Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat" (An Nisaa' [4]; 105)
"Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (Al Jaatsiyah [42]: 20)
"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (An Nahl [16]: 64)
Pengaruh sinetron
* Tema ghaib
- Mendorong orang untuk percaya bahwa ada makhluk selain jin dan manusia, yaitu turunan setan seperti pocong, hantu, dan kuntilanak. Padahal Allah menegaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an bahwa Allah tidak menciptakan selain jin dan manusia. Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzaariyaat [51]: 56)
- Menimbulkan kesyirikan dengan percaya kepada selain Allah. Dan menyelesaikan masalah ghaib ini dengan perantara manusia yang memiliki kemampuan supranatural.
- Menakut-nakuti diri sendiri dengan bayangan setan (padahal manusia adalah makhluk yang mulia dan disegani oleh bangsa jin). Dan lebih menakuti setan dibandingkan dengan penjajahan baru dan siksa kubur Sang Maha Pencipta.
* TEMA CINTA
- Mengecilkan persoalan hidup sesungguhnya. Seolah di dunia ini masalah terbesar adalah persoalan cinta. Bagaimana tidak “kejam”, masyarakat indonesia yang konon adalah muslim terbesar di dunia disajikan dan didekatkan kepada pornografi dan pornoaksi. sungguh ironis bukankah sudah jelas firman allah:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." ( Al Israa' [17]: 32)
Dan sebuah hadist: " Dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda. “Artinya : Andaikan ditusukkan ke kepala salah seorang diantara kalian dengan jarum besi, yang demikian itu lebih baik daripada dia harus menyentuh wanita yang tidak dibolehkan baginya” .[Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Al-Kabir XX/211 yang ditulis oleh Al-Hafidzh Dhiya'uddin Al-Maqdisi]
Sudah jelas-jelas sekedar mendekatinya saja kita dilarang sungguh ironis ketika kita dicekoki dengan hal-hal yang mengabaikan ayat dan hadist ini, yang mengajak kita untuk berzina. nauzubillahiminzalik...
* Tema Religi
- Maaf mengenai tema yang satu ini. Kita harus melihat secara objektif. Sinetron religi lebih banyak mencampuradukan antara hikmah dengan komersialisasi. Film yang mengambil tema ini sangat kental unsur komersilnya. Bukti sederhana adalah pemeran di dalam sinetron tema ini berperan sebagai “aktor” yang baik. Berperan sebagai “goodman” hanya di dalam film tetapi setelah itu kembali kepada karakter semula bahkan mencontohkan hal yang tidak pantas dipertontonkan di depan umum. Bahakan aktor-aktor dalam filem inipun sacara sadar ataupun tidak telah menjerumuskan kita dari syariat Islam, Contohnya ketika seorang muslimah yang mengenakan jilbab tetapi tidak menutup auratnya dengan dibiarkannya sebagian besar rambutnya terurai bahakan yang lebih ironis adalah sebagian tubuhnya terlihat.
Dari contoh ini saja sudah jelas bobroknya filem religi islam yang tidak menampilkan ke- ISLAM-annya bahkan mungkin dengan sengaja kita dijauhkan akan syariat islam. wallahu alam bishawab...
Dampak secara umum
Lantas nilai apa yang diperoleh oleh ibu rumah tangga yang menyaksikan tayangan sinetron glamour dan gemerlap penuh kemewahan sedangkan kondisi ekonomi mereka berbeda jauh dari tayangan tersebut. Alhasil muncul sikap kontraproduktif dari pemirsa bahkan justru mendorong budaya konsumerisme. Berbeda implikasinya dengan apa yang akan diperoleh oleh remaja ABG. Kehidupan sebagian sinetron yang menampilkan kehidupan yang seperti di atas membawa remaja ke dalam kehidupan fantasi yang luar biasa, kehidupan dianggap mudah dan sederhana. Seseorang memerankan tokoh eksekutif muda yang mapan dengan kekayaan melimpah serta jabatan tinggi? Nilai apa yang bisa diambil dari peran tersebut? Siapa yang dapat mencapai jabatan direktur dalam usia muda dan memiliki harta sedemikian banyak selain bukan warisan? Kalaupun ada kasus yang memang terjadi apakah cukup mewakili kehidupan rakyat Indonesia. Remaja kita diajarkan bermimpi tanpa dorongan untuk bekerja keras.
Sorotan selanjutnya adalah konflik yang muncul bukanlah masalah kehidupan yang primer, malah mengajarkan memilih berkorban demi cinta yang semu seolah-olah hidup ini hanya untuk cinta tanpa perjuangan untuk hidup. Implikasi logis dari hal tersebut menimbulkan apakah kita belajar untuk menderita atau mencoba untuk menderita. Tetapi konflik yang muncul malah seputar interaksi sosial manusia yang itu-itu saja. Bukan ingin mengecilkan masalah konflik yang dimunculkan tetapi ada tanggung jawab yang lebih besar dari hal tersebut yaitu membentuk generasi pejuang dan penuh kerja keras. Bukankah nasib itu tidak akan berubah bila bukan kita yang mengubahnya.
JADI MASIHKAH KITA MENDIDIK ANAK DAN DIRI KITA DENGAN SINETRON???!...
Hanya AL QUR'AN solusi segala masalah hidup dan mati kita
Kamis, 26 April 2012
Pengaruh Sinetron kpd Anak-anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar